Meriahnya Missa Pro Custodia Creationis: SMA Sedes Sapientiae Jambu Rayakan Pesta St. Fransiskus Ass

Meriahnya Missa Pro Custodia Creationis: SMA Sedes Sapientiae Jambu Rayakan Pesta St. Fransiskus Ass Sebuah perayaan ganda yang sarat makna dan sukacita digelar dalam rangka memperingati Pesta St. Fransiskus Assisi. Suasananya yang begitu khidmat bercampur haru dan gembira menyelimuti perayaan Pesta St. Fransiskus Assisi yang diselenggarakan dalam bingkai tema liturgi Missa pro custodia creationis (Misa untuk Pemeliharaan Ciptaan).

KEMAH RAYON BAGUSTO: AJANG PERSAUDARAAN DAN BELAJAR BERTAHAN HIDUP DI ALAM

KEMAH RAYON BAGUSTO: AJANG PERSAUDARAAN DAN BELAJAR BERTAHAN HIDUP DI ALAM Angin malam menyapu dahan dan ranting-ranting meniupkan persahabatan. Menambah beku menusuk dinding-dinding kain sintetis yang mulai mengembun. Empat hari tiga malam aku bergelut dengan alam yang penuh makna. Ada kebersamaan, persaudaraan, dan pelajaran hidup yang menguatkan.

ZIAREK GURU-KARYAWAN: MENEROBOS GERIMIS DALAM KEBERSAMAAN

ZIAREK GURU-KARYAWAN: MENEROBOS GERIMIS DALAM KEBERSAMAAN Langit pagi itu begitu cerah. Namun angin di Selatan menggelayut awan. Aku pikir hari akan hujan di Jogja. Untungnya, hanya gerimis yang mengiringi langkah kami di sela-sela perjalanan refleksi ini. Tentunya, dalam perjalanan ini ada kebersamaan dan keakraban yang kami pungut.

Generasi Pramuka Masa Kini, Harapan Bangsa di Masa Depan

Generasi Pramuka Masa Kini, Harapan Bangsa di Masa Depan Udara pagi begitu sejuk. Daun-daun kelapa melambaikan jemarinya dari tunas-tunas baru. Tunas-tunas kelapa tak pernah punah untuk bangsa ini. Menjadi inti dari kelangsungan hidup bangsa ini.

1  2  3  4  5  ...  111

MENCARI ARTI HIDUP

12 April 2019

MENCARI ARTI HIDUP
SEDES BEDONO, SMA Sedes Sapientiae Bedono seperti tahun-tahun sebelumnya secara rutin menyelenggarakan kegiatan live in untuk siswa-siswi kelas XI. Melihat perkembangan jaman yang semakin berkembang pesat, dalam kegiatan live in siswa-siswi juga diajak untuk merenungkan, mengintepretasikan, mengaitkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang telah dipelajari di sekolah. Siswa juga dapat semakin mampu mengolah kemampuan intelektual, sosial, emosional, religius, fisik, dan moral yang dimiliki. Selain itu, dari pengalaman live in ini siswa-siswi diharapkan dapat memperoleh bekal kecakapan hidup non akademis yang akan berguna untuk kehidupannya di masa mendatang untuk menyambut milenial 4.0. Oleh karenanya dalam kegiatan live in, siswa-siswi secara langsung akan diajak untuk belajar hidup secara nyata bersama-sama dengan masyarakat dari lapisan yang berbeda dengan kehidupan mereka dan bukan hanya sekedar DRAMA saja "Jika Aku Menjadi" agar terlihat peduli tapi harus mampu mengubah pola hidup, cara pikir, dan cara pandang yang baru. Maka pada live in kali ini mencoba untuk mengusung tema “Memahami Arti Hidup”. Bukan hanya sekedar hidup saja tapi juga dapat menemukan filosofi dari setiap kegiatan yang dilakukan dan menanamkannya dalam diri masing-masing siswa.

Penerjunan ke masing-masing lokasi sudah dilakukan pada Minggu (31/3) lalu. Masing-masing siswa akan merasakan tinggal dan beraktivitas bersama keluarga barunya di lokasi live in selama 4 hari. Lokasi live in tetap sama seperti tahun sebelumnya dengan terbagi menjadi tiga zona. Pertama zona Temanggung yang terdiri dari tujuh daerah, yaitu: Porot, Banyurip, Kemiri, Pakisan, Gambang Waluh, Kedungwangan, dan Wonokerso. Lalu zona dua, zona Magelang yang terdiri dari tiga daerah, yaitu: Gondangan, Bandongan, dan satu daerah baru Kedakan. Sedang zona tiga, zona Semarang yang juga terdiri dari tiga daerah, yaitu Bejalen, Pancuran, dan Bonsari. Masing-masing daerah yang dipilih memiliki karakter mata pencaharian yang khas. Ada yang bermata pencaharian sebagai peternak, perikanan, petani, penjual, buruh tani. Seperti di zona Magelang ketiganya merupakan masyarakat petani sayur, dari mulai pembibitan, penanaman, perawatan, sampai dengan memanen dan menjualnya.

Kegiatan live in ini berakhir dan siswa-siswi ditarik dari lokasi pada hari, Kamis (4/4). Lalu pada hari Jumat (5/4) dan Sabtu (6/4) ini siswa-siswi akan merefleksikan nilai-nilai apa yang telah diperoleh dari setiap kegiatan yang telah mereka ikuti bersama keluarga baru mereka. Juga pelajaran hidup lain yang dapat mereka peroleh selama berkegiatan, baik dengan alam, hewan, tumbuhan serta makluk hidup lainnya. Seperti halnya belajar hidup dari sebuah tanaman, dilahirkan, dirawat, bermanfaat bagi lingkungan, lalu kemudian kembali pada takdirnya. Dari sinilah nilai-nilai tersebut kemudian akan diendapkan dalam pengendapan yang akan dilaksanakan pada hari Minggu (7/4) s.d Senin (8/4) di Griya Assisi Bandungan bersama Romo Eko.

Ada kesan yang senantiasa terselip dalam setiap hela nafas mereka, itu pasti. Merasa kerasan dan ingin kembali ke lokasi live in dan tinggal kembali bersama orang tua baru mereka menjadi sebuah mimpi yang sangat terasa. Selalu muncul kerinduan, ingin bertemu meski hanya untuk sesaat. Kesan ini selalu ada. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana akan memaknai arti dari hidup itu sendiri dan tidak hanya sekedar lewat untuk sesaat dan kemudian berlalu. Bahagia, sedih, penuh perjuangan, terkekang keadaan, terpuruk merupakan bagian dari hidup itu sendiri yang tentunya memiliki arti yang mampu mengubah pola hidup, cara pikir, dan cara pandang yang baru, serta lebih baik. (nn_ss)


Back to Top