Pembekalan PanMOS dan PanMOSA Tahun Ajaran 2013 / 2014

Pembekalan PanMOS dan PanMOSA Tahun Ajaran 2013 / 2014

Ziarah ke Gua Maria Tritis, Gunung Kidul

Ziarah ke Gua Maria Tritis, Gunung Kidul

Reog “Muda Budaya” Sedes Sapientiae Bedono Tampil Perdana

Reog “Muda Budaya” Sedes Sapientiae Bedono Tampil Perdana

Angkatan 22 lulus 100%

1  ...  84  85  86  87  88  ... 109

Reog “Muda Budaya” Sedes Sapientiae Bedono Tampil Perdana

30 May 2013

Reog “Muda Budaya” Sedes Sapientiae Bedono Tampil PerdanaSMA Sedes Sapientiae Bedono menampilkan sebuah kreasi anak muda yang dikenal dengan nama Reog “Muda Budaya” pada hari Jumat, 24 Mei 2013. Penampilan perdana ini diselenggarakan dalam rangka ikut serta memeriahkan peringatan 150 tahun Romo Van Lith berkarya. Bertempat di Gereja Santo Antonius Muntilan, tampilan dari SMA Sedes berupa tarian reog atau kuda kepang sebanyak 12 anggota ini menjadi tampilan pembuka acara setelah acara perarakan. “Melalui peran serta dari berbagai sekolah, semangat parsaudaraan dan spirit Romo Van Lith semakin terasa” kata Chella, siswi kelas X, anggota reog yang tampil.

Acara ini dimulai dengan perarakan dari makam Romo Van Lith hingga pekarangan Gereja Santo Antonius Muntilan yang diawali dengan penampilan Marchin Band dari SMA Bentara Wacana Muntilan. Lalu dilanjutkan dengan penampilan SMA Sedes Sapientiae Bedono yang menampilkan reog. Penampilan mereka ini didukung dengan tim karawitan yang beranggotakan kurang lebih 10 orang. Berbagai alat musik tradisional seperti saron, demung , gong , bonang, ketuk, kenong dan kendhang dimainkan tim karewitan selaras dengan tembang yang dinyanyikan oleh 3 orang sinden atau penyanyi. Mereka terdiri dari 2 orang sinden wanita dan 1 orang sinden laki – laki.

Penampilan reog dari SMA Sedes ini berdurasi selama 45 menit. Dalam waktu 45 menit itu Reog “Mudo Budoyo” mampu menjadi pusat perhatian penonton yang hadir . Bahkan, di akhir acara ada beberapa penonton yang minta untuk berfoto bersama. Penampilan mereka sangat menarik karena para penari yang beranggotakan 12 orang ini mampu bermain luwes, menari seirama dengan nada yang dihasilkan dari tembang dan berbagai alat musik yang dimainkan. Mereka juga menunjukkan keramahannya pada penonton dengan selalu tersenyum pada saat penampilan.

Di akhir tarian, seperti pertunjukkan reog pada umumnya, ada dua penari yang kesurupan atau biasa kita kenal dengan “ndadi” atau kerasukkan roh. mereka minta untuk dicambuk/ dipecut oleh pawang. Sebelum gending karawitan menutup penampilan, penari yang “ndadi” minta kepada salah satu romo yang ada untuk menyembuhkannya dengan cara bersalaman. Acara selanjutnay adalah penampilan dance dari SMA Kolose Loyola disusul SMA De Brito. Pada akhir acara, digelar pertunjukkan wayang kulit pada malam harinya.

Foto dapat dilihat di http://i1350.photobucket.com/albums/p767/sedesbedono1/IMG_1992_zps8eb2e2a7.jpg

Peliput : Kintan, X2, asal Bandungan.


Back to Top