Sedes Berseri dalam Gembira Karnaval Bedono

Sedes Berseri dalam Gembira Karnaval Bedono Keriuhan menelusup di sekolahku. Angin pagi itu pun bergemuruh menambah riuh yang tanpa henti, mengalir, dan menerbangkan pekik MERDEKA disela-sela guguran semerbak bunga-bunga kopi.

Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI

Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI Bendera tunas kelapa itu berkibar di sebelah Sang Saka. Dua bendera yang selalu seiring sejalan mengarungi zaman, menyambut fajar. Berjajar para generasi bangsa ini bersiap membangun sinergi dengan pemangku kepentingan bangsa.

Malam yang Syahdu, Menuju Hari Pramuka Ke-63

Malam yang Syahdu, Menuju Hari Pramuka Ke-63 Seragam coklat itu mungkin akan menjadi sebuah kenangan. Luntur oleh kebijakan-kebijakan, namun hari ini janji tetap mengalir dan berkumandang menyongsong peringatan yang ke-63. Gelora semangat mengucap Tri Satya dan Dasa Darma.

Aku dan Keseimbangan Hidupku

Aku dan Keseimbangan Hidupku Hari ini aku mencoba merefleksikan diriku, mencoba mencari keseimbangan diriku. Terkadang aku terbawa arus yang tidak jelas, kadang aku terlalu menyederhanakan setiap persoalan yang ada dan aku hadapi.

1  2  3  4  5  ...  107

Sedes Night Festival: Sisi Lain SMA Sedes Bedono

23 November 2023

Sedes Night Festival: Sisi Lain SMA Sedes Bedono
BEDONO. Sabtu (18/11) SMA Sedes Bedono menggelar sebuah acara seni Candramaya yang dikemas dalam acara Sedes Night Festival. Sedes Night Festival sendiri merupakan festival ekstrakurikuler seni. Jadi, semua ekstrakurikuler seni yang ada di SMA Sedes Bedono akan ditampilkan dalam acara ini dalam bentuk festival. Lalu apa Candramaya itu? Candramaya merupakan sebuah tema dari kegiatan ini yang berarti gadis cantik seperti bulan purnama. Jadi harapannya tampilan yang ditampilkan oleh siswa siswi SMA Sedes Bedono ini akan ditampilkan dengan cantik sehingga menerangi malam minggu mereka seperti terangnya bulan purnama.

Dibuka dengan hangat pada pukul 18.00 WIB, Sedes Night Festival mengundang seluruh keluarga Sedesian untuk turut menikmati malam hiburan kali ini baik secara live ataupun streaming. Acara diawali dengan sapaan hangat sang pembawa acara bersamaan dengan para penonton yang diperkenankan untuk mengambil makanan sebagai peneman makan malam mereka yang selanjutkan akan diisi dengan berbagai pertunjukkan yang tak disangka.

Meriahnya malam diumulai dengan hadirnya tampilan tari tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang dimainkan dengan apik nan selaras. Tarian diawali dengan tarian khas Batak, tari Tor-Tor, tidak lama setelah itu panggung dipenuhi para wanita anggun dengan pakaian khas Betawi yang mereka kenakan. Momentum berlanjut ketika wanita-wanita berkebaya Jawa tampil dengan kemolekan dan keanggunannya. Persembahan selanjutnya menampilkan keberagaman budaya dengan hadirnya perempuan perempuan Dayak. Tak luput, tarian khas Sulawesi pun turut menghiasi panggung berikutnya dengan tarian yang dinamis dan cerita, disusul dengan para penari berkostum adat Bali yang menari dengan penuh makna dan keindahannya. Lalu, panggung diterangi oleh munculnya seluruh penari tradisional yang bersatu untuk menari bersama sama. Harmoni dan kehangatan antar penari yang tercipta dari perpaduan berbagai daerah kebudayaan Indonesia menggambarkan ikon Sedes sebagai Nusantara Kecil yang sesungguhnya.

Setelah penampilan dari ekstrakulikuler tari tradisional, ada juga penampilan dari ekstrakulikuler teater. Anggota teater menampilkan sebuah drama singkat mengenai kisah cinta di dua dimensi, dengan judul Sang Kala. Drama ini divariasikan dengan beberapa adegan yang tidak terduga dan menyanyikan beberapa lagu yang dianggap mewakili suasana drama tersebut. Penampilan dari anggota ekstrakulikuler teater ini berhasil menarik perhatian penonton dengan adegan-adegannya. Sehingga antusias dari penonton juga tidak kalah seru dari penampilan-penampilan yang lainnya.

Acara dilanjut dengan tampilan dari perwakilan siswa non asrama yang menampilkan Tari Gedrug. Tarian ini merupakan tarian khas Jawa Tengah yang menghentakkan panggung dengan kostumnya yang berbunyi meriah dan berisik. Hiasan topeng di wajah dan pakaian yang mungkin asing bagi sebagian penonton menciptakan astmosfer penasaran bagi mereka. Masih ingin mengejutkan penonton dengan ekstrakulikuler spektakuler lainnya, kini giliran ikon SMA Sedes Bedono lainnya tampil, SS Lauda Coir untuk dapat tampil. Dengan selaras, para siswa siswi di ekstrakulikuler paduan suara tersebut menarikan tarian Bungong Jeumpa serta menyanyikan lagu khas Aceh tersebut dengan lirih seakan memaknai setiap suara yang mereka suarakan. Tampilan mereka dilanjutkan dengan lagu Aku Mundur Alon-Alon yang diharmonisasikan dengan sangat apik nan merdu yang seakan menghipnotis penonton untuk tetap memusatkan perhatiannya pada penampilan menakjubkan malam itu.

Masih dengan gemerlap panggung utama yang semakin bersatu dengan dinginnya malam, para anggota modern dance menunjukkan kebolehannya.  Para penari yang diiringi sejumlah lagu modern, menggerakkan tubuhnya dengan sangat dinamis. Lagu-lagu yang disetel dan dilantunkan dari sejumlah negara luar negeri, berhasil mereka improvisasikan gerakan tariannya untuk dapat menjadi lebih menarik dilakukan oleh lima anggotanya dengan komposisi tarian yang tepat. Tak hanya itu, sejumlah gerakan-gerakan seperti split, kayang, dan gerakan gerakan yang menunjukkan kelenturan badan lainnya yang berhasil menimbulkan sorakan terkejut dari para penonton.

Tak ingin membuang waktu banyak, acara dilanjutkan dengan adanya tampilan dari gabungan ektrakurikuler non seni. Ekstrakulikuler pramuka yang menampilkan sejumlah anggota Pasukan Inti dan Bantara yang terdapat di Organisasi Pramuka dengan tegap menampilkan sejumlah Peraturan Baris Berbaris (PBB) yang dilakukan dengan menggunakan tongkat. Suara dari komandan yang memberikan komando seakan mengeheningkan Aula SMA Sedes Bedono pada malam itu, sebab tak hanya gagah dalam memberikan komando, tetapi barisan di dalamnya yang juga berhasil dibuatnya kompak dalam melakukan sejumlah gerakan baris berbaris maupun yel-yel PRASESA.

Namun, hening yang sebelumnya ditimbulkan tidak berlangsung lama. Lantaran, panggung kembali diisi dengan musik yang mengembalikan atsmosfer keceriaan dengan hadirnya sejumlah anggota dari ekstrakulikuler basket dan futsal. Para anggota ekstrakulikuler bola tersebut memperlihatkan kepiawaian mereka dalam mengoper, menendang maupun menggiring bola. Berselang beberapa saat, hadirlah para anggota ekstrakulikuler dari pramuka, basket, futsal, dan PMR yang turut memeriahkan acara dengan penampilan mereka melalui drama musikal yang semarak. Cerita Pulang Sekolah sebagai latar belakang musik yang mereka pilih, kostum seragam siswa-siswi SMA yang realistis, entah itu tidak memakai dasi, maupun baju dikeluarkan, drama-drama mengenai kisah percintaan di masa SMA, kenalan-kenalan remaja, meributkan jawaban dari suatu soal bersama siswa lain akan terus menjadi kenangan indah dan menyenangkan yang tak akan pernah dapat kita ulang lagi.

Berselang lama, giliran ikon unik yang juga berpenampilan unik malam ini tampil. SS Lauda Orkestra yang memegahkan acara Sedes Night Festival melalui hadirnya para anggota Orkestra dengan pakaian cosplay mereka. Alasannya tak lain tak bukan adalah karena alunan musik yang mereka lantunkan juga lagu-lagu soundtrack dari sejumlah anime-anime yang sudah tak asing lagi di telinga para penggemarnya. Acara pun masih berlanjut, namun menjelang waktu-waktu terakhir dalam penampilan malam ini, diisi dengan sejumlah drama yang dimiliki oleh anak asrama mengenai bagaimana struggle kehidupan di asrama. Namun, di sela sela setiap penampilannya, baik itu siswa maupun siswi dari asrama putra maupun asrama putri menampilkan sejumlah lagu yang diiringi band dari Asrama Putra Angkatan 29 – HUGO.

Sebelum akhirnya mencapai puncak acara, lagu-lagu pun kembali dilantunkan oleh Band CeFo atau Center Forest, dengan sebagian besar siswa siswi yang tergabung di dalamnya merupakan siswa siswi Non-Asrama. Dimana di dalam band ini, menampilkan sejumlah lagu-lagu yang sudah akan sering kita dengar dan memang populer di kalangan penontonnya. Lagu-lagu yang dinyanyikan vocalistnya antara lain Hidup adalah Kesempatan, Siapkah Kau ‘tuk Jatuh Cinta Lagi, Selalu Ada, Aku Cinta Kau dan Dia, dan masih banyak lagi lainnya.

Acara terakhir dari Sedes Night Festival ini adalah penampilan yang special dari band ECOUSTIK. Band Ecoustik ini merupakan band yang sudah terbentuk dari tahun 2012, dan pernah merilis album bertajuk Kopi Tanpa Gula. Ternyata salah satu personil band ini adalah alumni sedes dan pernah menjadi pelatih ekstra band di Sedes. Sehingga menjadi suatu kehormatan bisa kedatangan seorang alumni yang telah sukses berkarir di bidang musik. Pada kesempatan ini, Band Ecoustic berhasil memeriahkan acara dengan antusias para penonton yang luar biasa. Setiap lagu yang dibawakan terasa begitu bermakna diiringi alunan alat music yang begitu meriah. Suasana malam semakin larut namun, antusias penonton tak kunjung padam, nyatanya penonton tetap asyik berjoget di bawah panggung. Lagu-lagu yang dibawakan oleh Band Ecoustik yaitu Duka, Koyo Jogja Istimewa, Rungkad, dan lain sebagainya.

Berakhirnya penampilan Band Ecoustik artinya acara akan segera ditutup. Waktu yang sudah larut malam juga menjadi alasan agar acara Sedes Night Festival segera berakhir. Setelah berdoa bersama, MC menutup acara ini. Akhirnya semua anak-anak asrama dan non asrama dapat kembali ke asrama dan ke rumah masing-masing.
 
Nama  : Katerina Siena/ Fransisca Christania (XI)
Asal     : Bedono/ Ambarawa – Jawa Tengah
Jurnalist of Sedes Sapientiae


Back to Top