Kepompong itu Akhirnya Menjadi Kupu-kupu
25 October 2018
Angkatan Melanie ke-25 Asrama Putri Magdalena Daemen dan Asissi ke-25 Asrama Putra Fransiskus Asissi mengikuti acara Hari Orang Tua (HOT) yang diselenggarakan pada Sabtu, 20 Oktober 2018 di Gedung Pemuda Ambarawa. Acara bertema Metamorfosis tersebut dihadiri oleh keluarga dari masing-masing siswa khususnya para orang tua. Metamorfosis diangkat sebagai tema kegiatan karena dalam acara HOT ini, gambaran 100 hari dalam masa karantina ibarat pengalaman para siswa sebagai kepompong untuk berproses dalam penyesuaian diri di tempat baru, sistem baru, lingkungan baru dan lain-lain. Pada akhirnya akan menjadi kupu-kupu yang dapat terbang sendiri secara mandiri, kupu-kupu juga diasosiasikan sebagai bentuk baru yang sangat indah.
Pukul 07.00 WIB, satu persatu dari keluarga siswa mulai berdatangan. Para orang tua diarahkan sesuai dengan tempat duduk yang telah ditentukan. Kira-kira pukul 08.00 WIB, acara segera dimulai dan diawali dengan menyayikan lagu Indonesia Raya yang dipimppin oleh Gabriella Mahatva, siswa kelas XI. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua panitia HOT, Bapak Sudibyo kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari penanggung jawab asrama yaitu Sr. M. Joyce, OSF.
Setelah sambutan-sambutan selesai, pada pukul 09.00 WIB dilanjutkan dengan sesi presentasi yang dibawakan oleh Ibu Ta’ati Rahayu sebagai perwakilan pembimbing Asrama Putri dan Bapak Haryo Sadewa sebagai perwakilan dari pembimbing Asrama Putra. Sesi pertama diisi oleh penjelasan mengenai peraturan dan hidup keseharian di asrama putri oleh Ibu Ta’ati Rahayu. Begitu pula dengan Bapak Haryo Sadewa yang menjelaskan mengenai peraturan dan hidup keseharian di asrama putra. Penjelasan dari para pembimbing juga disampaikan dalam bentuk film pendek.
Pukul 11.00 WIB, tibalah saat yang dinanti-nanti yaitu acara puncak. Acara puncak ini diisi dengan pentas seni dari Angkatan Melanie dan Asissi ke-25. Penampilan tersebut dilakukan selama 45 menit nonstop. Pentas seni yang ditampilkan meliputi : theaterikal, prolog, tari tradisional, band, serta gerak dan lagu. Lagu akhir yang dinyanyikan secara kelompok dalam satu angkatan adalah lagu “Wiwit Aku Isih Bayi” Sambil menyanyikan lagu itu, siswa-siswa satu persatu turun dari panggung dan membawa setangkai bunga untuk dipersembahkan kepada orang tua. Suasana haru memenuhi ruangan tersebut, “ rasanya terharu dan merinding banget”, kata beberapa anggota paduan suara dan orkestra yang juga ikut menyaksikan penampilan tersebut. Setelah seluruh siswa turun dari panggung, lagu “Wiwit Aku Isih Bayi “ langsung dinyanyikan oleh Gabriella Mahatva dengan diiringi musik oleh Petrus Kanisius, Dionisius Herucakra, dan Vincentius Purba. Saat Gabriella Mahatva menyanyikan lagu tersebut, para siswa saling berpelukan dengan dengan orang tuanya dan melepas rindu dalam tangus penuh haru.
Acara ditutup dengan misa yang dipimpin oleh Romo Awangga, SJ dari Ambarawa dan dilanjutkan dengan pembagian rapot UTS. Orang tua dan murid duduk berdampingan saat misa. Misa diiringi oleh paduan suara dan orkestra dari SS Lauda. “Setelah 100 hari ini waktunya untuk kembali fokus dan meningkatkan semangat yang baru, harus fokus... satu titik... hanya untuk... titik itu... “, kotbah Romo Awangga, SJ sembari menyanyikan salah satu lagu Via Vallen tersebut. Misa berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Sedangkan pembagian rapot UTS dilakukan oleh masing-masing wali kelas, kemudian masing-masing siswa yang telah menerima rapot diizinkan untuk weekend bersama orang tua sampai hari Minggu, 21 Oktober 2018 pukul 16.00 WIB. Siswa-siswi kembali ke asrama dan melanjutkan aktivitas selanjutnya
Penulis : Debora Diana
Kelas : XI IPA
Asal : Muntilan